[BeraniCerita #8] Terlambat
Advertisement
15.18. Lagi- lagi terlambat,
keluhnya dalam hati. Setiap kali berjanji dengan Sitta pacarnya, Dito selalu
saja terlambat. Padahal menurutnya dia sudah berusaha tepat waktu, tapi selalu
saja ada yang menghalanginya. Seperti kali ini, ketika tadi dia sudah berada di
atas motornya, tiba- tiba saja ibu kost muncul di depannya dengan muka yang tak
bersahabat, memintanya membayar sewa saat itu juga. Alhasil, Dito yang memang
jarang memegang uang kontan langsung buru- buru pergi menuju ATM terdekat
sebelum pergi menemui Sitta.
Dan disinilah dia sekarang, di depan sebuah kafe bernama Kanajanti, tempat favoritnya bersama
Sitta menghabiskan waktu bersama.
“Hmmmhhh… “ Dito menghela nafas. Pesan WhatsApp singkat dari Sitta tadi pagi membuatnya agak sedikit gugup
dengan pertemuan ini.
Aku terlambat Dit.
Tiga kata yang dikirimnya tadi membuat Dito mengernyitkan kening. Terlambat apa maksudnya Say? Balas Dito cepat.
Namun balasan selanjutnya dari Sitta, sama sekali tidak
menjawab pertanyaan Dito. Kutunggu di
tempat biasa jam 3 sore, jangan terlambat.
Sepanjang perjalanan tadi dia sibuk memikirkan maksud pesan
WA dari Sitta tadi. Terlambat apa? Instingnya mengatakan kalau Sitta terlambat
datang bulan. Tapi sepertinya tidak mungkin, mereka menggunakan pengaman ketika
terakhir kali melakukannya. Tapi menurut berita yang dia baca, pengaman mungkin
saja bocor. Jadi apakah mungkin yang Sitta maksud adalah bahwa dia hamil?
Dito ngeri memikirkan kemungkinan itu, bagaimanapun juga dia
akan menyuruh Sitta menggugurkan kandungannya seandainya hal itu benar- benar
terjadi.
Sambil melihat arlojinya sekali lagi, dia membuka pintu
kafe, tepat pada pukul 15. 32. Dito melangkah masuk, disambut dengan aroma
lavender yang menjadi ciri khas kafe ini. Tanpa melihat sekitar, Dito langsung
menuju meja di pojok ruangan, tempat favorit Sitta.
Sayangnya Sitta tak ada.
Di meja hanya ada secangkir kopi dengan sisa lipstick di
pinggirannya, di sebelah cangkir itu, Sitta meninggalkan Blackberry-nya yang berwarna Pink. Warna favorit Sitta. Dito
langsung mengecek HP Samsung milikinya, kalau- kalau Sitta tadi mengirim pesan.
Sial, HPnya mati. Rupanya Ditto lupa
men-charge-nya semalam.
Dito lantas duduk dan menunggu, sepertinya Sitta ke kamar
kecil.
-“-
Pukul 15.50.
Dito mengecek arlojinya sekali lagi. Lama sekali Sitta di
kamar kecil. Kemudian tiba- tiba Dito terfikir sesuatu. Sejak kapan Sitta begitu ceroboh meninggalkan BB-nya sembarangan
seperti ini?
Diraihnya BB milik Sitta. Di layar tampak sebuah pesan yang
sudah dikirim namun belum terbaca oleh penerimanya yang bernama ‘Dito Nugraha’.
15: 12 Kamu dimana
Ditto? Cepat datang, aku bingung…
15: 30 Aku hamil Dito,
Aku tau kamu pasti minta aku gugurin anak ini. Tapi aku gak bisa, Ibuku udah
tau dan dia ngusir aku… aku gak tau mesti ngapain lagi..
Dito terpana dengan pesan yang dibacanya. Dia langsung
menoleh ke sekelilingnya, mencari keberadaan Sitta. Ditariknya pramusaji yang
berada didekatnya untuk menanyakan keberadaan Sitta. Belum sempat pramusaji itu
menjawab, terdengar jeritan dari arah toilet perempuan.
Dito bergegas menerobis masuk, dilihatnya seorang wanita
terduduk di depan wastafel dengan wajah ngeri memandang ke celah- celah pintu
salah satu kamar mandi. Ada darah segar mengalir
keluar dari sana.
Tanpa pikir panjang, dia mendobrak pintu kamar mandi itu.
Ada Sitta disana, dengan pisau menancap di perutnya.
Ah, lagi- lagi Dito terlambat.
Advertisement
Wow, berasa baca komik Detektif Conan. Keren, Mbak :)
BalasHapushaha, tengkyuu :p
Hapushahaha.. tengkyuu :P
BalasHapusCerita detektip nih! Pas! Buat FF kepanjangan gak ea? Hehehe
BalasHapushehe.. pas 500 kata koq :D
Hapusdeg2an yah.. idenya oke, mba. tapi, masih banyak sampirannya ini kalo untuk ff, seperti penggunaan merek handphone. masih bisa dipadatkan lagi ceritanya. imho :)
BalasHapusbaca juga ceritaku mba yg utk berani cerita :) terus komenin yah :)
WOW kerenn :D
BalasHapussuka endingnya! meskipun agak kepajangan di tengah :)
BalasHapus