Prompt #11 Dion
Advertisement
Saliha tak pernah tahu kalau Stasiun Gambir begitu luas. Dia celingak- celinguk , membaca setiap penunjuk arah dengan seksama, memastikan tidak salah arah.
Sedikit menyesal karena menolak
tawaran sepupunya untuk mengantarnya sampai kereta. Hal ini karena stasiun di
kota asalnya hanya terdiri dari satu lantai, tanpa escalator, ataupun cafe. Orang dari kota manapun tidak akan
tersesat, apalagi salah naik kereta.
Huft, tau begini aku naik bis saja,
sesalnya dalam hati.
Beberapa kali dia berniat bertanya kepada orang yang lewat
di sekitarnya, tapi Saliha ragu- ragu, malu, takut disangka norak, kampungan,
masa naik kereta saja tidak bisa. Apa kata dunia persilatan?
Credit |
“Mau kemana, Mbak?” tiba- tiba seseorang bertanya dari
belakang punggungnya.
Saliha berbalik dan mendapati seorang pria bertubuh atletis
dan bertampang Asia memandangnya ramah. “Mau ke Kediri, Mas,” jawabnya malu-
malu.
“Loh kok sama, Mbak?” ujar pria itu lagi dengan bersemangat.
“Sudah beli tiket, Mbak?”
Saliha menggeleng, malu mengakui bahwa dia
kebingungan.
“Yuk, saya antar, tuh loketnya di ujung sana.”
Saliha mengangguk dan langsung berjalan menuju loket dengan sumringah. Senang karena ada yang mau
mengantarnya, terlebih karena orang ini
ganteng, pikirnya dengan wajah memerah.
**********************************************
GAJAYANA
|
||||||
|
|
Saliha melongo melihat jam keberangkatan yang tertera di tiketnya. Pukul 18:20. Itu masih dua jam lagi. Lututnya langsung terasa lemas membayangkan masih harus menunggu selama itu.
“Masih lama ya Mbak, sama nih, saya juga kesorean datangnya,” ujar pria yang tadi menyapanya.
Saliha baru ingat kalau ternyata pria ganteng tadi masih ada di sebelahnya. “I..iya nih Mas, “ ujarnya dengan tampang memelas.
“Kita minum dulu disana gimana, Mbak?” tawarnya sambil
menunjuk kearah Coffe Bento tidak
jauh dari tempat mereka berdiri.
“Boleh!” jawab Saliha senang, kebetulan dia juga sangat haus
karena cuaca Jakarta yang teramat panas.
Tak terasa mereka berdua mengobrol sudah lebih dari sejam.
Pria itu ternyata bernama Dion, seorang pengusaha asal Jakarta yang hendak
mengunjungi kerabatnya di Kediri. Ketika akhirnya waktu menunjukan pukul 18.00, Dion membuka dompetnya, hendak membayar 2 gelas jus yang mereka pesan.
“Aduh, gawat...,” mukanya berubah terkejut, “rupanya saya
kehabisan uang cash, maaf Mbak,
boleh tolong dibayar dulu, nanti saya ganti setelah saya ambil uang saya di
ATM,” ujarnya memohon.
“Iya, gak apa- apa, Mas. Saya saja yang traktir, itung-itung
tanda perkenalan kita,” ucap Saliha sambil mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari
dompetnya.
“Wah, makasih banget loh Mbak,” Dion berujar senang.
Sementara Saliha beranjak ke meja kasir membayar pesanan mereka.
Sambil menunggu sang kasir menghitung kembalian. Saliha
tersenyum-senyum sendiri mengingat perkenalannya dengan pria ganteng itu. Dia
berbalik untuk melihat lagi wajah Dion.
Saliha tertegun sejenak ketika melihat
Dion sudah tidak ada di kursinya. Dihampirinya meja tempat mereka berdua duduk
tadi dengan tampang bingung. Bukan hanya Dion, tas yang tadi ditinggalkannya di
meja, Blackberry, beserta koper yang tadi
dibawanya, raib entah kemana.
“Mbak, ini kembaliannya,” si kasir menyusul Saliha sambil
memberikan Bon dan kembalian sebesar Rp14.000.
credit: dokumentasi pribadi Latree Manohara
Advertisement
aduuuh... ternyata ganteng juga bisa menghipnotis hati seorang Saliha yah :D
BalasHapusjangan percaya pada yang cakep sekarang ini! #eh :D ehehehe
BalasHapusMbak celingak celinguk bukannya itu udah menunjukkan menoleh ke kanan dan kiri? keknya ke kanan dan kiri tak usah ditambah *menurutkuu* :)
iya sudah dihapus Mbak, makasih masukannya ya :)
Hapusduh.. kasian..
BalasHapusMba Sara, ini masih banyak sampirannya, lho. Ceritanya masih bisa dipangkas sana-sini lagi.
BalasHapusOh ya, kalau ke Kediri ga bisa dari Gambir :p Gambir hanya melayani kereta eksekutif ajah dan berhenti di stasiun2 besar setiap provinsi. :p
masa ? itu jadwal keretanya aku kopas dari websitenya PT KA loh yg jadwal kereta Gajayana jurusan Jakarta (Gambir) - Kediri o.O?
Hapusoooh berarti ada ya.. tapi menurutku, itu jadwal ga usah dimasukin deh, itu hanya sampiran. mngkin klo ini cerpen sih oke ya masukin jadwalnya juga.
Hapuspesona si ganteng memang me-ma-buk-kan... :D
BalasHapusmbak, di atas ada di sebut mas-mas ganteng. Kesannya jadi lebih dari 1 orang. padahal di sini maksudnya 1 orang khan ? :D
mas mas di sini bukan berarti jamak, tapi menerangkan udia yg masih muda. di atas remaja tapi belum tua. seperti 'ibu-ibu'. kayanya sih gitu.
BalasHapusitu sih bukan dihipnotis, terhipnotis dengan sendirinya. cuma,
yah kok 'cuma' nya masih nempel, kayanya td dah dihapus...
BalasHapusDuh.. mesakke.. :(
BalasHapusUntuk ukuran FF memang agak kerasa sedikit gondrong siih.. :D
Tapi udah bagus ceritanya..