Seandainya Saya Mati Besok

Advertisement

"Hah? Dhani meninggal??"

Kabar yang saya baca di group WhatsApp mengenai wafatnya salah seorang teman sekaligus adik kelas semasa kuliah, membuat perasaan saya langsung berubah tak enak. Antara sedih karena merasa kehilangan, dan takut. Bukan takut didatangi hantunya atau takut lain semacam itu. Takut dengan kematian tentu saja. Apalagi dalam 2 bulan terakhir ini, sudah 4 orang yang saya kenal meninggal dengan tiba- tiba. Dalam kasus temanku, Dhani meninggal karena kecelakaan motor, konon ketika dia hendak menyalip sebuah truk, tanpa sengaja tersenggol sehingga terjatuh, kemudian terlindas truk dari arah yang berlawanan.


Saya langsung bergidik membayangkannya, langsung otomatis bibir ini mengucap istigfar sebanyak- banyaknya terutama karena baik saya dan suami sama- sama pengendara motor. Langsung saya marahi suami yang sering ngebut dan menyalip kendaraan seenaknya (Maap ya Papa, hehe...).
Dan setelahnya, yang langsung saya lakukan adalah, langung kepo dengan FB dan Twitternya. Apa status terakhirnya, apa yang diucapkan teman- temannya dll. Dan semakin membaca rasanya saya semakin ertanya- tanya, jangan- jangan ini juga status terakhir saya di twitter? jangan- jangan, ini tulisan terakhir saya di blog?. Karena itu, saya jadi terinspirasi membuat tulisan- tulisan di bawah ini, yaitu beberapa daftar list yang saya ingin orang- orang di sekitar saya lakukan ketika saya sudah tiada nanti (yah, semoga saja tidak dalam waktu dekat ini, tapi siapa yang tahu :)






Seandainya saya mati hari ini,
Yang pertama tentu saja saya ingin berpesan untuk suami saya tercinta, saya ingin minta maaf sebesar- besarnya dan saya ingin minta keridhoannya terhadap saya. Lalu saya ingin minta tolong bayarkan hutang puasa saya yang sampai hari ini masih 10 hari lagi T_T. Selanjutnya, saya ingin minta tolong untuk dihajikan, dan yang terakhir, silahkan Papa menikah lagi, tapi tolong didik Jena jadi anak yang solehah, terus jangan lupa minta Jenna untuk mendoakan Mama di setiap doa- doanya :)

Yang Kedua, ingin memohon maaf kepada kedua orang tua yang sudah membesarkan saya, atas segala galanya, semua kesalahan yang mungkin tidak dapat satu per satu saya ungkapkan dari mulai semenjak saya baligh hingga saya mati.


 Udah deh itu doang?

Apalagi coba, yang bisa membantu kita di alam sana nanti selain hal- hal diatas? Terutama doa dari seorang anak yang Soleh/Solehah.Karena Alhamdulilah saya sudah punya suami dan anak, sehingga ada tambahan jalan untuk mempermudah masuk surga selamat dari neraka.

Akhir kata, kematian itu memang baru terasa amat dekat ketika ada orang yang kita kenal mengalaminya. Tanpa pemberitahuan, tanpa pandang usia, jabatan, jenis kelamin bahkan kondisi kesehatan. Tinggal bagaimana kita mempersiapkan sebaik- baiknya amalan kita dan juga mempertahankan keimanan dan hidayah yang sudah didapat. Dan cukuplah kematian itu sabagai nasihat.


Jakarta, 6 Mei 2013




@sara_detectip




sumber gambar disini

Advertisement

Share this:

CONVERSATION

1 komentar:

  1. teh,mau ngikutin ust. jefri yaaaa....siapa tau kan ya tulisanmu dibuat lagu atau bahkan sinetron..hwahahaha
    itu yg gokil mah utang puasa...♡̬ "̮ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ "̮ƗƗɐƗƗɐƗƗɐ "̮ ♡

    BalasHapus

Silahkan tanya apa saja ya ^^