Advertisement
Ini kali kedua Mika makan siang di warung nasi Bude Gimah.
Dan sepertinya, tempat ini akan menjadi salah satu tempat makan favoritnya.
Selain harganya yang murah, enak, bersih, pelayanannya ramah, lokasinyapun bersebelahan dengan tempat kost-nya. Cocok untuk Mika yang baru saja menyandang
status baru sebagai seorang mahasiswa semester 1.
“Pecel lele 1 porsi sama es teh manis ya, Bude, nasinya
setengah, “ ujar Mika kepada ibu- ibu gemuk berwajah ramah yang sedang
menghitung uang kembalian.
“Pake tahu tempe gak, Mbak?” tanya si empunya warung sambil
tersenyum.
“Nggak usah, Bude.”
Bude Gimah langsung menuju dapur mempersiapkan pesanan Mika.
Sementara Mika mencari bangku di salah satu sudut kosong. Hari ini warung cukup
sepi, sepertinya karna jam makan siang sudah lewat.
Tak berapa lama, Bude Gimah datang membawakan pesanannya. Sementara beliau
membersihkan meja dihadapannya, tiba- tiba Mika menangkap sesosok lelaki tua
berbaju biru berdiri di depan pintu tempat Bude Gimah keluar tadi. Lelaki itu
hanya diam saja sambil menatap kearah Bude Gimah yang saat ini sedang meletakan
pesanan Mika di hadapannya. Mungkin itu
suami Bude Gimah, batin Mika.
“Silahkan, Mbak,” ujar Bude Gimah sambil tersenyum.
Suara Bude Gimah membuyarkan lamunan Mika. “I..iya Bude,
terima kasih,” ucap Mika sambil mengalihkan pandangannya. Mika memang sudah
amat lapar, sehingga langsung saja dia mulai memakan hidangan yang ada di
depannya.
Setelah itu, hampir setiap sore, sepulang kuliah, Mika selalu
makan di sana. Selama itu pula selalu dilihatnya lelaki tua itu berdiri di
depan pintu dapur. Kadang, ketika Mika selesai makan, lelaki itu sudah tidak
ada, tapi terkadang lelaki itu masih berdiri disana sampai Mika pergi.
Sampai suatu hari, kira- kira sebulan setelah kali
pertama Mika melihatnya, lelaki itu tak lagi terlihat berdiri di depan pintu
dapur. Karena penasaran, Mika bertanya pada Bude Gimah perihal lelaki itu.
“Kok tumben suami Bude gak kelihatan?” tanya Mika sambil
menyedot es jeruk yang dipesannya.
“Eh..,?” Bude Gimah tampak terkejut dengan pertanyaan Mika. “Maksud
Mbak Mika?”
“Lelaki yang biasa berdiri disana, itu suami Bude kan?”
tanya Mika sambil menunjuk kearah pintu dapur.
Tampang Bude Gimah semakin kebingungan.
Mika lantas menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan
sampai dilihatnya sebuah figura yang menempel di sudut ruangan, berisi foto
Bude Gimah dan lelaki itu beserta dua orang perempuan yang sepertinya adalah
anak mereka. “Lelaki itu loh, itu suami Bude, kan?” tanya Mika sambil menunjuk kearah
figura itu.
“i..iya betul Mbak Mika,” ucap Bude Gimah masih dengan nada
bingung. “Tapi suami saya kan sudah meninggal, kira- kira seminggu sebelum Mbak
Mika tinggal di kosan sebelah.”
“Hah?”
==============================
words: 414/500
Advertisement
Uuups tampaknya suami bude Gimah ingin kenalan sama si Mika tuh hehe
BalasHapus