Cerita Liburan ke Pantai Parangtritis

Advertisement




Cerita Liburan ke Pantai Parangtritis. Jadi awalnya, sudah sejak lama saya pengen banget ngajak Jenna ke pantai. Karena selama ini Jenna cuma lihat pantai dari buku-buku cerita aja atau Youtube. Belum sempat niatnya kesampean, ternyata si saya keburu hamil lagi, jadi terpaksa tertunda deh niat baik saya ini (sa`elah...).

Memasuki semester dua kehamilan, keinginan ke pantai semakin menjadi- jadi, entah karena pengaruh si calon bayi di dalem perut, atau emang bawaan emaknya aja pengen jalan- jalan. Ataukah ini yang dinamakan ngidam? Soalnya, seumur-umur hamil anak pertama kayaknya gak pernah ngerasain ngidam. Ah, tak tahulah saya. Pokoknya, sebelum lahir adek-nya, Jenna harus nyicipin pantai! Karena kalau nanti udah punya bayi, bisa dipastikan nggak akan bisa jalan-jalan jauh lagi (emaknya yang ngga bisa -_-)

Akhirnya, browsing-lah saya mengenai tempat liburan di Indonesia terutama seputar pantai-pantai yang ada di sekitar Jakarta dan terjangkau oleh Ibu hamil. Sempat browsing juga ke HIS Travel Indonesia dan Paket Wisata Domestik lain. Dan jatuhlah pilihan pada Kepulauan Seribu. Tapi disitu saya mikir-mikir lagi, ntar naek kapalnya mual gak yaa.. perjalanan 3 jam gitu... Jenna rewel gak yaa kelamaan di kapal, biasanya kalau pergi jauh trus rewel tinggal diajak muter-muter, lah, ini kalo rewelnya di kapal mau muter-muter dimana? Ditambah lagi  perjalanan ke Muara Angke-nya jauh benerr... bisa 1 1/2 jam sendiri. Belum lagi ketika itu Jakarta sedang musim hujan juga, isu banjir sedang hot-hot-nya, kan, gak lucu kalo belum sampe pantai kita udah tenggelem duluan di jalan, ah..:v

Karena berbagai keraguan yang terbersit di hati ((cie..)) akhirnya pindah haluan tujuan jadi ke Ancol saja deh. Dan, dicarilah hari baik untuk pergi ke Ancol, walaupun sebenarnya hati ini masih meragu juga ((prikitiw..)). Benar saja, beberapa hari sebelum berangkat, kembali saya melihat postingan seorang teman yang bikin kepengen karena dia sedang ada di salah satu pantai di Yogyakarta. Lalu (lagi-lagi) saya berubah pikiran. Ide buat wisata ke Yogyakarta tampak lebih menarik. Karena selain ke pantai, Jenna (dan juga saya selaku emaknya) bisa merasakan naik kereta jarak jauh dan jalan- jalan ke tempat wisata lain juga disana. Lalu mulailah saya browsing seputar cerita liburan ke Pantai Parangtritis.


Akhirnya malam itu juga saya dan si suami menyusun rencana dadakan untuk pergi ke Yogyakarta. Besok paginya langsung pesen tiket kereta online, awalnya sempat mencoba booking hotel disana namun akhirnya memutuskan tidak jadi menginap di hotel  dan menghubungi saudara yang ada di Yogyakarta supaya bisa menumpang menginap secara gratis (hehe..). Dan terakhir, mengurus surat cuti ke kantor. Ya, saya mengambil liburan di hari kerja. Karena di bulan itu, weekend yang tersisa kebetulan long weekend, dan sudah pasti semua tiket kereta bisnis dan eksekutif yang sesuai dengan kondisi kantong sudah terpesan habis.

Singkat kata dan cerita, saya tiba di Yogyakarta pada Minggu pagi ketika para turis yang ada di sana sudah mau pulang. Jadi keadaan Yogyakarta saat itu sudah lumayan lengang. Kami langsung menuju kediaman saudara di Sleman yang masih terheran-heran karena tiba-tiba kedatangan emak-emak hamil 6 bulan beserta suaminya sambil bawa batita dan ngebet pengen ke pantai.

Lagi-lagi disingkat aja, ya, ceritanya. Kita memutuskan pergi ke tempat wisata Pantai Parangtritis pada Selasa sore. Kenapa Parangtritis? yang notabene  nggak jauh beda sama Ancol dan bukannya ke jejeran pantai wilayah Gunung Kidul yang katanya lebih menawan kian kemari. Alasannya simpel. Kejauhan. Dan pinggang ini gak kuat kalo kelamaan naek motor, jadi ya sudahlah, yang penting ke pantaaiiii....

Sebagai sebuah tempat wisata alam, jalan ke Pantai Parangtritis ternyata sangat mulus dan cukup mudah dijangkau. Tinggal lurus aja mengikuti jalan utama. Jadi, relatif aman dan nyaman buat dikunjungi orang hamil yang ngidam ke pantai kayak saya.

Dan, setelah melalui sekitar 30 km perjalanan dari Sleman selama kurang lebih 1 jam dengan menggunakan motor curian, eh, maksudnya motor sewaan (di sana kami menyewa motor dengan tarif Rp60.000/hari), akhirnya sampailah kami di tempat yang selama ini dinanti-nanti.. tadaaaaaa....

Pantai Parangtritis
(sumber: foto Wefie Pribadi)


Berhubung kamera depan ponsel saya kurang bagus hasilnya, jadilah kami menggunakan kamera dari ponsel milik suami saya untuk berselfie dan wefie ria.

Sesuai dugaan, Jenna seneeeng banget begitu ngeliat pantai. Langsung deh dia lari-lari, lompat-lompat girang, guling-guling ngakak plus garuk- garuk pasir.  Terbayar sudah segala lelah yang harus dilalui untuk bisa sampai kemari begitu melihat senyumnya yang sumringah. Ihihihi...

Senyumnya mengalihkan duniaku :)
Karena memang waktu itu bukan saat liburan, kondisi Pantai Parangtritis relatif kosong. Jadi lebih memudahkan kita mencari spot yang bagus untuk berfoto ((teuteup ya.. fotooo...))

Pantai Parangtritis yang lengang




Kami bermain-main disana sampai jam 5 sore dan memutuskan pulang karena langit sudah mulai mendung. Di pinggir pantai ada banyak kamar mandi dan toilet tempat kita bisa membersihkan pasir-pasir yang pasti menempel di sekujur badan. Tarifnya pun lumayan murah, hanya 2000 rupiah saja per orang. Perjalanan hari ini ditutup dengan semangkok soto ayam seharga Rp8000 yang kami beli di antara deretan rumah makan yang berjejer di sepanjang jalan ke Pantai Parangtritis.

Dokumentasi Video Jenna

Akhir kata, terima kasih saya ucapkan untuk pihak-pihak yang sudah mendukung terpenuhinya keinginan saya hingga akhirnya bisa menuliskan cerita liburan ke Pantai Parangtritis ini.

Pertama, Allah SWT yang memberi saya dan jabang bayi kesehatan hingga bisa melalui ini semua dengan baik-baik saja danbahagia (lebaii...)
Lalu, kepada suami yang dengan setia menemani permintaan dadakan saya. 
Juga kepada anak cewek yang senyumnya selalu bisa mengalihkan lelah saya. 
Selanjutny kepada sepupu yang tempatnya dijadikan persinggahan selama 4 hari. 
Dan, tidak lupa kepada abang becak, abang sewa motor dan abang-abang lain yang tidakbisa disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih... terima kasih... terima kasih.. kalian luar biasa!

Sampai jumpa di ceritaku yang lainnya!




HIS Domestic Holiday - Blogger Competition

Advertisement

Share this:

,

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan tanya apa saja ya ^^