Review / Resensi buku The Five Ancestor #1: Tiger
Advertisement
Judul Buku: The Five Ancestor #1: Tiger
Penerbit: Noura Books: Mizan Publishing
Penulis: Jeff Stone
Penerjemah: Sujatrini Liza
Jumlah Hal: 260
ISBN: 978 602 9498 288
Masih ingat dengan Chinmi dari kuil Dairin? Dia adalah si tokoh
utama dalam komik Kung Fu Boy yang sangat populer di jaman ketika saya masih duduk di bangku Sekolah
Dasar (yah, ketauan angkatannya, deh :p). Membaca novel ini mengingatkan saya
sama si Chinmi itu, bedanya, tokoh di
novel ini terpusat pada 5 orang tokoh sentral, yang mana masing- masing tokoh
mewakili gaya bertarung dari binatang tertentu. Mereka adalah biksu- biksu
cilik yang berusia antara 12-16 tahun, yaitu Fu, yang dalam bahasa Kanton berarti Macan,
Malao yang berarti Monyet, Seh yang berarti Ular, Hok yang berarti Bangau dan
Long yang berarti Naga.
Buku pertama berjudul Tiger, dimana cerita berpusat kepada
Fu, si biksu dengan kungfu Macannya. Diawali dengan adegan mereka
berlima yang disembunyikan oleh Mahaguru mereka di dalam sebuah tong air besar
karena kuil Changzen tengah diserang oleh pasukan Kaisar yang dipimpin oleh
Ying. Sebenarnya Ying adalah mantan teman seperguruan mereka yang kabur dari
kuil karena kemarahannya kepada Mahaguru yang membesarkannya dengan kungfu
bergaya Elang, padahal Ying adalah seorang “Naga”. Kemudian dia bekerjasama dengan Kaisar yang baru,
demi bisa mencuri naskah gulungan naga yang dimiliki oleh kuil Changzen.
Kembali ke dalam tong, kelima biksu cilik tersebut ditumpuk
bertindih- tindihan dalam sebuah tong air besar, sementara diluar, para
prajurit kaisar dan Ying tengah membantai habis teman- teman seperguruan
mereka. Menurut saya adegan ini cukup menarik, karena di dalam tong tersebut
terjadi percakapan oleh mereka berlima, dan penulisnya sangat piawai mengolah setiap
katanya sehingga dari percakapan itu saja kita sudah bisa menilai watak dari masing-
masing biksu tersebut.
Ketika akhirnya mereka berlima “ketahuan” oleh salah seorang
prajurit. Sang Mahaguru malah menyuruh mereka berlima kabur ke arah 5 penjuru
mata angin yang berbeda sementara sang Mahaguru tetap tinggal dan menghadapi
Ying seorang diri sampai akhirnya tewas.
Setelah mereka berlima berpencar, Fu, yang paling
temperamental diantara mereka berlima, memutuskan untuk kembali dan mencoba
mengambil gulungan naskah yang dicari oleh Ying. Akhirnya, gulungan itu berhasil
diambilnya, dan dia berhasil kembali kabur kehutan dan mengalami berbagai
petualangan seru, mulai dari betemu anak macan, hingga akhirnya dia ditawan
oleh penduduk desa karena sebuah kesalahpahaman.
Di akhir cerita, Fu kembali tertangkap oleh prajurit kaisar,
dan ketika mereka dalam perjalanan mengantarkan Fu dan gulungan naskah kepada Ying, mereka diserang oleh segerombolan
monyet, dan Malao ada diantara monyet- monyet itu.
Novel ini menurut saya menarik, cocok dibaca oleh remaja, walaupun
secara keseluruhan memang menceritakan tentang perjalanan biksu- biksu
pendekar, namun isi cerita tidak melulu adegan pertarungan, tiap- tiap tokoh
memiliki misi pribadi untuk menemukan jati diri mereka yang sesungguhnya
sebelum diasuh oleh Mahaguru mereka. Selain itu, mereka juga
harus mencari tahu rahasia besar yang selama ini disimpan rapat- rapat oleh
Mahaguru , alasan mengapa mereka dan juga kuil Changzen, selama ini disembunyikan keberadaannya. Alur cerita pun tidak
mainstream, penuh hal- hal tidak terduga yang membuat pembaca ingin terus
membaca untuk mengetahui kelanjutan ceritanya.
Sayangnya, di buku kedua dan ketiga alur terlalu cepat, tapi
itu tidak mengurangi keinginan saya untuk membaca buku- buku selanjutnya. Dari
hasil browsing Wikipedia, serial ini
ternyata terdiri dari 7 buku. Yang sudah diterbitkan oleh Noura Books ada tiga
buku, yaitu Tiger, Monkey dan Snake. Sisanya yaitu Crane, Eagle , Mouse dan
Dragon, sepertinya masih mengantri untuk diterbitkan. Semoga saja Penerbit Noura Books benar- benar
menebitkan ketujuh serialnya, supaya rasa penasaran orang- orang yang sudah “terlanjur”
membaca buku ini, bisa terjawab semuanya.
Advertisement
jd kepengen baca...tp kalimat terakhir paragraf awal ( Di akhir cerita, Fu kembali tertangkap oleh prajurit
BalasHapuskaisar, dan ketika mereka dalam perjalanan
mengantarkan Fu dan gulungan naskah kepada
Ying, mereka diserang oleh segerombolan monyet,
dan Malao ada diantara monyet- monyet itu) agak sulit dicerna,jd harus baca bbp kali...
sama mbak, aku juga suka banget baca ini karena dulu suka chinmi dari kuil dairin....... jadi kita seumuran? XD
BalasHapus